Defenisi Psikologi. Psikologi terdiri atas dua kata,
yaitu psyche dan logos, psche adalah bahasa Yunani yang
artinya jiwa, sedangkan logos artinnya ilmu. Jadi psikologi
dapat diartikan dengan ”ilmu Jiwa”. Makna ilmu jiwa bukan mempelajari jiwa
dalam pengertian jiwa sebagai soul atau roh, tetapi lebih kepada
mempelajari gejala – gejala yang tampak dari manusia yang ditafsirkan sebagai
latar belakang kejiwaan seseorang atau spirit dari manusia sebagai makhluk yang
berjiwa.
Psikologi Perembangan. Bidang studi psikologi yang
mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku
seseorang sejak lahir sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat
dengan psikologi sosial, karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam
konteks adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi
kepribadian, karena perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas
dari individu tersebut.
Psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan berusaha
menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan
kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk
mind set anak.
Proses perkembangan.
Seorang individu dalam hidupnya selalu berinteraksi dengan
lingkungan. Dengan berinteraksi tersebut, seseorang akan memperoleh skema.
Skema berupa kategori pengetahuan yang membantu dalam menginterpretasi dan
memahami dunia. Skema juga menggambarkan tindakan baik secara mental maupun
fisik yang terlibat dalam memahami atau mengetahui sesuatu. Sehingga dalam
pandangan Piaget, skema mencakup baik kategori pengetahuan maupun proses
perolehan pengetahuan tersebut. Seiring dengan pengalamannya mengeksplorasi lingkungan,
informasi yang baru didapatnya digunakan untuk memodifikasi, menambah, atau
mengganti skema yang sebelumnya ada. Sebagai contoh, seorang anak mungkin
memiliki skema tentang sejenis binatang, misalnya dengan burung. Bila
pengalaman awal anak berkaitan dengan burung kenari, anak kemungkinan
beranggapan bahwa semua burung adalah kecil, berwarna kuning, dan mencicit.
Suatu saat, mungkin anak melihat seekor burung unta. Anak akan perlu
memodifikasi skema yang ia miliki sebelumnya tentang burung untuk memasukkan
jenis burung yang baru ini.
Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam
skema yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan
cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar bisa
masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya. Dalam contoh di atas, melihat
burung kenari dan memberinya label "burung" adalah contoh
mengasimilasi binatang itu pada skema burung si anak.
Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan
pengubahan atau penggantian skema akibat adanya informasi baru yang tidak
sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi
pemunculan skema yang baru sama sekali. Dalam contoh di atas, melihat burung
unta dan mengubah skemanya tentang burung sebelum memberinya label
"burung" adalah contoh mengakomodasi binatang itu pada skema burung
si anak. Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang
berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya.
Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai
keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya
dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan
seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian
di atas. Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima
pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif
mengkonstruksi pengetahuannya.
tahap-tahap perkembangan anak1. Usia 0 – 1 Tahun. Fase ini merupakan titik krusial dalam diri seorang anak. Seluruh aspek perkembangan anak yang meliputi perkembangan fisik, berbahasa dan berkomunikasi, daya pikir, serta perilaku terjadi pada usia ini. Oleh karena itu, rangsangan dan pembelajaran yang diberi pun harus tepat dan sesuai dengan kondisi anak pada usia ini.2. Usia 1 – 3 Tahun. Pada usia ini anak sudah bias menggerakkan anggota badannya dan melatih keseimbangan badan. Dari segi perkembangan kebahasaan, anak telah mampu berekasi terhadap isyarat atau perkataan orang lain serta mampu mengucapka keinginannya meskipun dengan ucapan sederhana. Kemampuan kognitif juga berkembang dengan memahami beberapa konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari.3. Usia 4 – 6 Tahun. Dari perkembangan fisiknya, anak seusia ini telah mampu menunjukkan kelenturan otot dan mengurus diri sendiri. Selain itu, anak telah mampu berkomunikasi secara lebih baik, menyampaikan ide-ide sederhana, menerapkan tata karma dalam kehidupan sehari-hari, serta bias berkreasi.
Comments
Post a Comment